Cerita Anwar Fuadi, Lulusan DBS Foundation Coding Camp
Banyak orang berpikir bahwa keberuntungan memegang peranan penting dalam keberhasilan seseorang. Padahal, jika kita mau menengok apa yang ada di balik suksesnya seseorang untuk selangkah lebih dekat dengan mimpinya, kita akan menemukan usaha dan kerja keras di sana.
Anwar Fuadi (20) percaya bahwa sesuatu yang bisa mendekatkan dirinya dengan cita-citanya adalah kerja keras yang ia buat sendiri, bukan keberuntungan.
“Seseorang dengan gangguan distrofi otot seperti saya memiliki pilihan yang terbatas dalam hidup. Oleh karena itu, saya harus bekerja keras untuk membuka jalan saya sendiri,” ungkapnya.
Salah satu jalan yang Anwar tempuh untuk bisa membuka kesempatannya di masa depan adalah ikut serta pada program beasiswa yang dipersembahkan oleh DBS Foundation Coding Camp. Dari program ini, Anwar memperoleh banyak hal. Apa sajakah itu? Mari kita baca cerita lengkapnya!
Berasal dari Keluarga Sederhana
Lahir dan besar di Kabupaten Tegal, Anwar adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Ia datang dari keluarga sederhana yang memahami apa arti perjuangan dan kerja keras.
Kedua hal itu ia pelajari langsung dari sang ayah yang bekerja sebagai ojek online dan sang ibu yang berperan sebagai ibu rumah tangga. Meski Anwar terlahir dengan kondisi distrofi otot yang melemahkan tubuhnya, kedua orang tuanya percaya bahwa Anwar kelak bisa menjadi seseorang yang mandiri dan sukses.
Memiliki gangguan otot sejak lahir, Anwar kerap harus berpegangan saat berjalan kaki.
“Kondisi fisik saya membuat saya harus bersekolah di dekat rumah, yaitu SMA Negeri 1 Pangkah. Kadang, kondisi ekonomi keluarga yang tidak menentu membuat saya terlambat bayar iuran sekolah.”
Tak hanya terlambat membayar iuran sekolah, keterbatasan finansial tersebut juga membuat uang saku Anwar sehari-hari tak sebanyak teman-temannya. Saat siswa lain memanfaatkan jam istirahat untuk jajan, Anwar lebih memilih untuk tidur dan menabung uang pegangannya. Hasilnya, Anwar jadi pandai dalam mengatur keuangan sendiri.
“Hasil menabung uang jajan saya belikan handphone dan saya pakai untuk upgrade SSD,” ujarnya.
Teknologi memang menjadi bagian tak terpisahkan dari diri Anwar sejak ia masih berusia belia.
Mempersiapkan Diri untuk Karier yang Bisa Dilakukan dari Jarak Jauh
Ketertarikan Anwar terhadap teknologi sudah ada sejak ia masih berusia sembilan tahun. Dulu, Anwar pernah dibelikan komputer oleh sang ayah yang sempat bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Pertemuannya dengan komputer pertamanya membuat Anwar bersemangat untuk tahu lebih banyak soal teknologi dan menjadikan bidang ini sebagai minat utamanya.
Melihat sang adik serius untuk menyelam di dunia teknologi, kakak Anwar memberikannya laptop lungsuran agar Anwar bisa belajar dasar-dasar pemrograman. Sejak saat itu, selain bersekolah, hari-hari Anwar diisi dengan belajar teknologi secara autodidak melalui YouTube. Kegiatan tersebut rutin Anwar lakukan karena ia ingin memperluas peluang kariernya.
“Kondisi fisik saya seperti ini (punya gangguan distrofi otot). Oleh karenanya, saya harus mempersiapkan diri untuk pekerjaan yang bisa dilakukan dari jarak jauh, seperti di bidang teknologi,” ucap Anwar.
Setelah belajar selama tiga tahun di SMA, akhirnya, Anwar berhasil lulus. Ia ingin bisa berkuliah seperti kedua kakaknya. Namun, keterbatasan biaya kedua orang tuanya membuat Anwar harus menunggu kakak keduanya lulus terlebih dahulu sebelum akhirnya melanjutkan studi.
Sambil menanti kesempatan tersebut, Anwar meluangkan lebih banyak waktu untuk belajar teknologi secara mandiri. Tak lama kemudian, ia menemukan kesempatan belajar di DBS Foundation Coding Camp 2023 yang ia rasa bisa mendekatkan dirinya dengan mimpinya.
Mempelajari DevOps di DBS Foundation Coding Camp 2023
Melihat DBS Foundation Coding Camp 2023 memberikan kesempatan bagi seseorang dengan kondisi khusus seperti dirinya untuk belajar teknologi secara gratis, Anwar tertarik untuk ikut serta.
Ia berminat untuk mendaftarkan diri pada alur belajar DevOps Engineer. Setelah melewati serangkaian proses pendaftaran, akhirnya, Anwar berhasil diterima sebagai salah satu peserta DBS Foundation Coding Camp 2023.
Sebagai peserta dengan kondisi khusus, Anwar merasa pengalaman belajarnya di DBS Foundation Coding Camp 2023 cukup menyenangkan. Ia cocok dengan metode belajar yang diterapkan pada program tersebut, yakni penggunaan modul berbentuk teks. Sebagai seseorang yang senang membaca, cara belajar ini lebih efektif dibandingkan dengan metode mendengarkan.
“Dari program beasiswa DBS Foundation Coding Camp, saya mendapatkan banyak materi baru. Dimulai dari pengetahuan mengenai dasar-dasar devops, hingga cara membangun arsitektur microservices.”
Setelah mempelajari ilmu-ilmu mengenai devops dari dasar hingga mahir selama lebih dari 150 jam, akhirnya, Anwar berhasil lulus.
Keinginan Anwar untuk Menginspirasi Para Talenta Teknologi Penyandang Disabilitas
Perjuangan Anwar untuk bisa menyelesaikan masa belajarnya di DBS Foundation Coding Camp 2023 sungguh luar biasa. Keterbatasan fisik yang ia miliki membuatnya harus berjuang dua kali lebih keras dibandingkan yang lain. Namun, kondisi tersebut tidak meredupkan semangat Anwar untuk lulus dari program beasiswa yang ia ikuti ini.
Dari keikutsertaannya pada DBS Foundation Coding Camp 2023, Anwar menyadari bahwa ia berhak memiliki harapan untuk menjadi talenta digital unggulan di masa depan. Ia ingin para penyandang disabilitas lain turut memahami hal itu.
“Tak pernah berhenti untuk belajar dan selalu percaya pada kemampuan kita adalah dua hal yang bisa mendekatkan kita dengan mimpi kita. Tetap lanjutkan proses belajar kita agar kita menjadi talenta teknologi yang berkualitas. Ingatlah bahwa orang-orang dengan pilihan terbatas seperti kita harus membuat jalannya sendiri,” begitu pesannya.
Anwar berharap ada lebih banyak penyandang disabilitas yang terinspirasi untuk menjadi talenta teknologi seperti dirinya. Salah satu jalan yang bisa ditempuh adalah dengan ikut serta pada program DBS Foundation Coding Camp. Ayo cari tahu kabar terbaru tentang DBS Foundation Coding Camp di go.dbs.com/dbsfcodingcamp.
