Cerita Jihan Zulfa Mulyawan, Peserta DBS Foundation Coding Camp 2024 Lulusan SMK yang Bersemangat Membantu Keluarga
“Jika kamu bisa memimpikannya, kamu bisa melakukannya.”
– Walt Disney
Apa yang membuat hidup lebih bermakna? Tujuan. Tanpanya, kita tak akan pernah mencapai apa pun dalam hidup ini. Jihan Zulfa Mulyawan (19) sangat memahaminya. Meski berasal dari keluarga sederhana, ia tak pernah patah semangat dalam mengejar impiannya.
Pemilik nama panggilan Jihan ini menjadikan sosok ibunya sebagai sumber semangat untuk terus maju dan berkembang.
“Suatu hari nanti, saya ingin menjadi talenta digital perempuan unggul sehingga bisa membanggakan Mama dan memperbaiki ekonomi keluarga,” ungkapnya.
Agar Jihan bisa selangkah lebih dekat dengan cita-citanya, ia belajar dalam program DBS Foundation Coding Camp. Antusiasmenya untuk belajar tak pernah padam karena ia sudah memiliki tujuan yang jelas; bisa menjadi salah satu talenta digital andal di Indonesia.
Tumbuh dalam Keluarga dengan Single Parent
Lahir dan dibesarkan di Tangerang, Jihan berasal dari keluarga sederhana. Namun, tak seluruh masa kecilnya dihabiskan di sana. Sebagai anak tunggal yang hanya memiliki orang tua tunggal, ia sempat dibesarkan oleh neneknya di Kota Rangkasbitung, Banten.
“Selama dua tahun, tepatnya dari kelas satu sampai dua SD, saya tinggal bersama nenek. Namun, karena Mama harus bolak-balik Tangerang-Rangkasbitung, saya pun akhirnya dibawa kembali ke Tangerang.”
Sejak saat itu, Jihan dibesarkan oleh ibunya seorang diri. Baginya, ibunya adalah sosok yang selalu menjaga dan merawatnya sepenuh hati. Sepulang sekolah, ibunya biasanya akan membawanya ke tempat kerja.
“Mama adalah perawat di salah satu rumah sakit milik pemerintah. Sambil bekerja, Mama mengorbankan waktu dan tenaga untuk merawat saya dengan sepenuh hati. Bagi saya, Mama merupakan sosok yang sangat hebat.”
Meski hidup dalam keterbatasan, harapan ibunya terhadapnya tetaplah sederhana: Bahagia dan menikmati setiap momen yang dilewati.
“Mama selalu bilang, “Tidak perlu untuk memikirkan Mama dulu, yang penting kamu sehat, bahagia, bisa jajan, dan beli kebutuhan apa pun yang kamu inginkan.”
Meski impian ibunya tidak muluk-muluk, tetap saja, Jihan ingin memberikan yang terbaik untuknya. Setiap peluh dan rasa lelah yang ibunya rasakan semakin menguatkan tekadnya untuk mengangkat derajat ibunya.
Seorang Perempuan yang Selalu Haus Belajar
Beranjak dewasa, Jihan melanjutkan pendidikannya di SMK 10 Penerbangan Kabupaten Tangerang. Selama tiga tahun di sana, ia belajar banyak hal termasuk mesin, struktur, dan sistem pesawat. Namun, ia menyadari bahwa minatnya tak sejalan dengan apa yang telah dipelajari. Meski bingung, ia bertekad untuk menemukan jalannya sendiri.
Lulus SMK, Jihan sempat mencoba melanjutkan studi S1 melalui jalur SNBP dan SNBT. Sayang, ia ditolak. Kondisi ekonomi yang sulit juga membuatnya harus menunda kuliah dan mengambil jeda sejak setengah tahun lalu. Meski begitu, ia tetap optimis dan melihat hal ini sebagai kesempatan untuk mengeksplorasi minat dan bakatnya yang sebenarnya.
Dalam perjalanannya, Jihan mengikuti berbagai macam kegiatan mulai dari menjadi volunteer desain grafis hingga belajar tentang software engineering. Namun, ketika pertama kali mempelajari software engineering, Jihan merasa campur aduk antara penasaran dan takut.
“Membaca teks panjang dalam bahasa asing membuat saya cemas. Namun, rasa ingin tahu yang besar mendorong saya untuk mengatasi hal itu.”
Meski awalnya sulit dan ragu apakah bidang ini sesuai untuknya, Jihan tidak menyerah begitu saja. Ia belajar dengan tekun dan gigih. Akhirnya, dengan jerih payahnya, Jihan berhasil membuat website dengan hasil coding-nya sendiri. Itulah yang membuatnya semakin termotivasi untuk terus melangkah maju dalam dunia teknologi.
Menemukan DBS Foundation Coding Camp dari Dicoding
Dalam perjalanannya mengembangkan minatnya dalam bidang teknologi, Jihan mencari berbagai pelatihan khusus yang dapat memperluas wawasannya. Suatu hari, ia bertemu dengan Dicoding yang kemudian menuntunnya pada DBS Foundation Coding Camp.
“Saya menemukan informasi mengenai DBS Foundation Coding Camp dari Instagram Dicoding. Tanpa menunggu lama, saya langsung mendaftar.”
Jihan mengungkapkan bahwa beasiswa yang ditawarkan oleh program tersebut menjadi motivasi besar baginya untuk mendaftar. Terlebih, program tersebut juga dirasa dapat membantunya mendalami wawasan terkait front-end development yang menjadi minatnya.
“Saya ingin menggunakan beasiswa ini sebaik-baiknya untuk mengembangkan skill dan menjadi expert di bidang IT,” tuturnya dengan keyakinan kuat.
Semakin Yakin untuk Berkarier di Bidang Pemrograman
Setelah bergabung dengan program DBS Foundation Coding Camp, Jihan mengaku bahwa perjalanan belajarnya menjadi sangat menyenangkan karena menerapkan konsep learning by doing. Namun, tentu saja, selalu ada tantangan yang tidak bisa dihindari.
“Tantangan yang saya dapatkan selama belajar adalah proses memahami materi secara mendalam. Terkadang, saya harus membaca berulang-ulang hingga paham,” ungkapnya.
Tak jarang, Jihan juga merasa asing dengan istilah-istilah baru yang muncul dalam materi pembelajaran. Kesulitan lain muncul karena program belajar di DBS Foundation Coding Camp berbarengan dengan persiapan pra-UTBK untuk mengikuti ujian masuk PTN di pertengahan tahun. Ini membuat Jihan sulit untuk membagi fokus dan waktu antara belajar UTBK atau coding.
Selang beberapa waktu setelah mengikuti DBS Foundation Coding Camp, Jihan semakin yakin bahwa bidang IT cocok sebagai karier yang akan ditekuninya, khususnya, sebagai front-end developer. Hadirnya beragam modul yang diminatinya membuat Jihan yakin bahwa program ini akan membantu memenuhi kebutuhan belajarnya.
“Di sini, ada beberapa modul yang saya incar dari awal mengenal IT, seperti ‘Belajar Dasar Pemrograman JavaScript’ dan ‘Belajar Membuat Frontend Web untuk Pemula’.”
Bagi Jihan, program DBS Foundation Coding Camp sangat cocok untuk pemula seperti dirinya yang belum memiliki landasan kuat di bidang IT. Melalui program ini, ia semakin percaya diri dan terus termotivasi untuk belajar serta membuat portofolio yang mumpuni.
“Tanpa Tujuan yang Jelas, Semua akan Percuma”
Dengan penuh semangat, Jihan bercerita tentang harapan dan rencananya setelah menyelesaikan program DBS Foundation Coding Camp. Secara mantap, ia memutuskan untuk menjadi women in tech dan berkarier sebagai front-end developer.
Tak cuma itu, Jihan juga ingin melanjutkan studi di salah satu perguruan tinggi negeri guna menunjang pendidikan dan kariernya ke depan. Dengan begitu, ia bisa menjadi talenta digital unggulan yang dapat berkontribusi bagi bangsa dan negara.
Sebagai seorang perempuan di bidang IT, terkadang Jihan juga menghadapi tantangan khusus. Salah satunya adalah tidak mempunyai teman perempuan yang ingin belajar pemrograman bersama. Selain itu, ia juga merasa kesulitan dan kesepian dalam perjuangannya. Namun, Jihan tak menyerah pada tantangan tersebut.
“Untuk mengatasinya, saya mencoba untuk mengingat kembali tujuan awal saya. Apa alasan yang membuat saya memutuskan untuk switch career ke dunia IT?” ujarnya.
Tentu saja, itu memberinya semangat baru untuk terus belajar dan mengatasi rintangan-rintangan yang akan dihadapinya nanti.
Sebagai motivasi bagi para peserta DBS Foundation Coding Camp, khususnya perempuan yang ingin mengikuti jejaknya, Jihan berpesan:
“Semua perempuan itu kuat dan berharga. Perempuan juga berhak mendapatkan setiap kesempatan dan juga peluang untuk meraih impian.”
Jihan juga menekankan pentingnya kerja keras, kegigihan, dan kedisiplinan dalam meraih pencapaian. “Never stop learning, and enjoy the process,” ungkapnya dengan semangat yang membara.
Dengan pesan ini, Jihan berharap dapat menginspirasi banyak perempuan untuk mengejar karier di bidang teknologi dan meraih impian mereka dengan penuh semangat dan keyakinan. Salah satu jalan yang bisa ditempuh adalah ikut serta dalam program DBS Foundation Coding Camp.