Cerita Matius Rimbe, Lulusan DBS Foundation Coding Camp dengan Keinginan Belajar yang Luar Biasa Besar
“Kapasitas untuk belajar adalah anugerah; kemampuan untuk belajar adalah keahlian; keinginan untuk belajar adalah pilihan.” – Brian Herbert, Penulis Amerika Serikat
Kita tidak bisa memilih dari keluarga seperti apa kita lahir dan dibesarkan. Namun, kita bisa memilih sendiri akan menjadi sosok yang seperti apa kala kita dewasa. Hal inilah yang dipercayai oleh Matius Rimbe (23) seorang pemuda asal Desa Osango, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat. Pria yang akrab dipanggil Tius ini tumbuh dari sebuah keluarga petani sederhana.
Kondisi ekonomi keluarga Tius yang serba terbatas lantas tak mengecilkan semangat Tius untuk punya keinginan besar menjadi seorang talenta digital. Berbekal kegigihan dan semangat belajar yang tinggi, Tius ikut serta dalam program DBS Foundation Coding Camp. Inilah cerita perjalanan Tius, seorang putra petani dengan keinginan belajar yang luar biasa besar.
Keinginan Tius untuk Menjadi Talenta Teknologi
Tius adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kedua orang tua Tius memang bekerja sebagai petani, tetapi sejak 2019, ayah Tius telah wafat. Ini membuat Tius terpacu untuk bisa membantu saudara dan ibunya demi memenuhi kebutuhan keluarga.
“Menjadi pribadi yang sukses dan dapat mengangkat derajat keluarga,” adalah sesuatu yang mendiang sang ayah wasiatkan pada sang putra bungsu. Oleh karenanya, Tius bertekad untuk bisa menjadi talenta teknologi suatu hari nanti.
Cita-cita Tius tersebut hadir karena ia memahami bahwa bidang teknologi memiliki peluang kerja yang sangat luas. Kesungguhan Tius untuk menjadi seorang talenta digital ini dilatarbelakangi oleh keinginannya memberikan kehidupan yang layak bagi keluarganya kelak. Akhirnya, berhasil memperoleh beasiswa Bidikmisi dari pemerintah, Tius melanjutkan studi ke Universitas Negeri Makassar, jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer.
Talenta Digital yang Tak Mau Berhenti Belajar
Tius sadar bahwa untuk menjadi talenta digital unggul, ia tidak bisa hanya mengandalkan pembelajaran di kampus. Oleh karenanya, agar ia lebih siap untuk menjelang masa depannya, Tius memutuskan untuk belajar di platform Dicoding. Banyaknya program beasiswa yang ditawarkan oleh Dicoding membuat Tius dapat mendapatkan pelatihan teknologi secara gratis.
Berbagai program beasiswa di Dicoding Tius ikuti sejak tahun 2020. Akhirnya, ilmu-ilmu yang ia peroleh dari Dicoding menjadi bekal untuk berkarier sebagai Guru Informatika di SMA Negeri 1 Mamasa selepas lulus kuliah. Selain itu, ia juga mencari penghasilan tambahan dengan menjadi seorang Web Developer lepas.
Meski sudah berkarier sebagai pendidik dan pekerja lepas, Tius enggan untuk berhenti belajar. Ia memahami bahwa teknologi adalah sesuatu yang berkembang dengan sangat cepat. Oleh karenanya, keinginan Tius untuk terus belajar pun sangat besar. Keengganannya untuk berhenti belajar itulah yang mempertemukannya dengan DBS Foundation Coding Camp.
Belajar di DBS Foundation Coding Camp Mendorongnya untuk Memahami Konsep Pembelajaran Secara Utuh
Suatu hari, Tius mendapatkan informasi mengenai DBS Foundation Coding Camp dari media sosial Dicoding. Melihat bahwa program ini juga merupakan beasiswa yang dapat memberikannya kesempatan untuk mempelajari DevOps tanpa biaya, Tius bersemangat untuk mendaftarkan diri.
“Hal lain yang membuat saya tertarik untuk belajar di DBS Foundation Coding Camp adalah pembelajarannya yang dimulai dari tingkat dasar hingga mahir. Saya jadi tidak kesulitan untuk mulai berproses di program ini,” ucap Tius.
Setelah mendaftar ke program DBS Foundation Coding Camp, Tius berhasil diterima dan mulai berkenalan dengan materi DevOps. Selama proses belajar, Tius didorong untuk bisa memahami konsep pembelajaran secara utuh agar ia bisa mengerjakan submission dengan baik. Kualitas submission tersebut dinilai langsung oleh para reviewer dan hal inilah yang menuntut Tius untuk belajar dengan giat.
“Meski menantang, pengerjaan submission ini menjadi bagian terbaik untuk saya selama belajar di DBS Foundation Coding Camp. Adanya submission dan reviewer benar-benar menantang saya untuk bisa memahami materi secara utuh sebelum benar-benar mengaplikasikannya nanti,” ujarnya.
“Milikilah Keinginan Belajar yang Tinggi”
Setelah melewati 95 jam belajar DevOps dari tingkat dasar hingga menengah, akhirnya, Matius berhasil menyelesaikan pelatihannya di DBS Foundation Coding Camp. Ia merasa memperoleh banyak hal dari program ini, seperti ilmu baru mengenai pengembangan perangkat lunak serta kenalan baru sesama peserta DBS Foundation Coding Camp.
Belajar di DBS Foundation Coding Camp juga membuka cakrawalanya tentang cara sebuah perusahaan menerapkan satu model pengembangan perangkat lunak untuk mengembangkan bisnisnya. Selain itu, ia merasa memiliki pengetahuan yang lebih dalam terkait jaringan komputer.
“Dari semua kelas yang saya ikuti selama belajar di DBS Foundation Coding Camp, kelas yang paling berpengaruh terhadap kehidupan profesional saya adalah Menjadi Linux System Administrator. Pembelajaran satu ini membantu saya mengasah cara berpikir saya dan membuat saya lebih efisien dalam mengerjakan berbagai tugas di kantor,” tambah Tius.
Sukses menyelesaikan kelas menengah dan tengah belajar di kelas tingkat mahir di DBS Foundation Coding Camp membuat Tius ingin banyak talenta digital mengikuti jejaknya, khususnya mereka yang datang dari keluarga sederhana seperti dirinya. Tius ingin para talenta teknologi ini tidak berkecil hati dengan kondisinya.
“Tumbuh dan lahir di desa tidak boleh menghalangi kita untuk memiliki keinginan belajar yang tinggi. Sekarang, akses terhadap pembelajaran teknologi sudah ada di mana saja dan bisa didapatkan secara gratis, seperti pada program DBS Foundation Coding Camp. Oleh karenanya, pupuklah rasa ingin terus belajar itu agar kalian kelak bisa sampai pada masa depan yang sudah kalian nantikan,” Tius menutup sesi wawancara.