Cerita Nenti Nurnaningsih, Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang Semangat untuk Maju sebagai Talenta Digital Unggulan dengan Belajar di DBS Foundation Coding Camp
Beberapa orang beruntung karena lahir dari keluarga yang berkecukupan. Namun, ada pula yang lebih beruntung lagi karena hadir dalam keluarga sederhana seperti Nenti Nurnaningsih (21).
Pemilik nama panggilan Nenti ini justru menjadikan kondisi keluarganya sebagai sumber semangat untuk terus maju dan berkembang. Ia ingin suatu hari nanti bisa menjadi seorang talenta digital perempuan yang unggul agar dapat membanggakan kedua orang tuanya dan memperbaiki ekonomi keluarga.
Oleh karenanya, agar Nenti bisa selangkah lebih dekat dengan cita-citanya, ia belajar dalam program DBS Foundation Coding Camp. Antusiasmenya untuk belajar tak pernah padam karena ia memiliki semangat yang sama dengan tema Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini. Nenti dan semangat belajarnya ingin terus melaju agar bisa menjadi talenta digital yang maju.
Semangat Putri seorang Buruh Bangunan yang Ingin Menjadi Talenta Digital
Di Kabupaten Indramayu, Nenti tinggal bersama keluarga kecilnya. Ayahnya adalah seorang buruh bangunan, sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Lahir sebagai anak terakhir dari dua bersaudara membuat Nenti menjadi harapan terakhir kedua orang tuanya.
Meski hidup dengan sangat sederhana, kedua orang tua Nenti berharap agar putri bungsunya dapat bersekolah tinggi. Oleh karenanya, ayah dan ibu Nenti yang hanya lulusan SD berusaha keras untuk menabung biaya pendidikan putrinya.
Usaha tersebut berbuah manis saat Nenti lulus dari SMA dan tabungan kedua orang tuanya berhasil terkumpul. Nenti pun mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studi ke Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Bandung.
Nenti merasa sangat bersyukur bisa menjadi orang pertama dari keluarganya yang dapat mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Ini membuatnya bertekad untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar bisa menjadi sosok perempuan yang mandiri.
Selain itu, tertarik pada mempelajari teknologi mendorong Nenti untuk semangat membentuk diri menjadi talenta digital yang maju.
Bercita-Cita untuk Mengangkat Derajat Keluarga
Pada program studi Teknik Informatika, Nenti menjatuhkan pilihannya. Kesungguhannya dalam mempelajari ilmu teknologi dilatarbelakangi oleh temuannya akan prospek kerja pada bidang ini.
Menurut Nenti, seorang talenta digital memiliki kesempatan kerja yang amat luas karena berbagai sektor usaha membutuhkan keterlibatan teknologi di dalamnya.
Selain itu, Nenti juga bercita-cita untuk bisa berkarier dalam bidang teknologi karena ingin menjadi sosok yang mandiri. Ia ingin suatu hari nanti menggantikan peran kedua orang tuanya dalam menghidupi keluarga. Tak ada yang Nenti lebih inginkan selain mengangkat derajat keluarganya.
Dengan sungguh-sungguh, Nenti belajar di UIN Sunan Gunung Djati. Memasuki semester kedua, ia tertarik untuk mempelajari pengembangan website. Sayangnya, kemampuannya masih belum terlalu berkembang karena teori yang dibahas di kampus tidak terlalu mendalam saat itu. Ini mendorong Nenti untuk mulai mencari sumber pembelajaran dari luar kelas.
Menemukan Program Beasiswa dari DBS Foundation Coding Camp
Sebagai seorang calon talenta digital yang merasa harus mempersiapkan diri dengan menuntut ilmu yang banyak, Nenti sempat berpikir untuk belajar secara autodidak. Namun, menurutnya, belajar mandiri cenderung kurang terarah dan tidak terukur. Oleh karenanya, Nenti berpikir bahwa mengikuti kelas secara online adalah solusi yang cukup baik.
Sayangnya, keterbatasan ekonomi Nenti membuatnya tidak mampu untuk membayar biaya online course. Ia juga tidak ingin merepotkan kedua orang tuanya yang sudah cukup kesulitan membiayai pendidikan dan hidupnya di Bandung. Ini membuat Nenti mencoba untuk mencari kesempatan belajar melalui beasiswa.
Pencarian Nenti berujung saat suatu hari, ia menemukan info mengenai DBS Foundation Coding Camp di Instagram Dicoding. Di sana, ia melihat beasiswa belajar Back-End dan DevOps yang dipersembahkan oleh DBS.
Mengetahui bahwa program tersebut bersifat gratis, Nenti tak berpikir dua kali untuk mendaftar. Akhirnya, ia berhasil diterima dalam program pelatihan itu dan siap untuk memberikan yang terbaik selama berproses.
Belajar Teknologi Sekaligus Manajemen Waktu
Belajar di DBS Foundation Coding Camp membuat Nenti merasakan pengalaman belajar yang menyenangkan karena kurikulum dan materinya sangat terarah. Bagi Nenti, materi yang disajikan dalam program beasiswa ini sangat mudah dipahami. Kurikulum yang disajikan dirancang untuk siapa pun yang mau mulai belajar teknologi dari nol.
Meski Nenti menikmati proses belajarnya pada DBS Foundation Coding Camp, ia tetap menghadapi tantangan. Kebetulan, masa pengerjaan assessment Nenti pada program DBS berlangsung bersamaan dengan pekan ujian di kampus.
Ini mendorong Nenti untuk belajar melakukan manajemen waktu. Biasanya, Nenti membuat sebuah daftar berisi hal-hal yang mesti ia kerjakan serta tenggat waktunya. Kemudian, ia akan mengurutkan daftar pekerjaannya berdasarkan skala prioritas. Dari skala prioritas itulah Nenti membuat sebuah jadwal harian.
Jadwal harian yang Nenti buat menjadi penuntunnya dalam melakukan aktivitas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Pemetaan waktu tersebut membuat Nenti berhasil mengatur kegiatannya tanpa merasa bingung harus memulai dari mana. Usaha Nenti ini membantunya berhasil mengumpulkan berbagai tugasnya tepat waktu.
Setelah melewati lebih dari 100 jam belajar di kelas Cloud Practitioner Essentials, Belajar Dasar Pemrograman JavaScript, dan Belajar Membuat Aplikasi Back-End untuk Pemula, akhirnya, Nenti berhasil lulus dari DBS Foundation Coding Camp. Ia mengaku memperoleh banyak hal dari keikutsertaannya dalam program ini.
DBS Foundation Coding Camp Mendukung Nenti untuk Terus Maju
Sebagai salah satu lulusan DBS Foundation Coding Camp 2023, Nenti merasa mendapatkan banyak hal dari program ini yang dapat mendukungnya untuk terus melaju dan menjadi talenta digital yang maju.
Pertama, ia memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru dalam mempelajari teknologi pengembangan Back-End. Beberapa hal yang paling Nenti ingat adalah wawasan mengenai Hapi Framework dan cara membuat testing untuk menguji service back-end. Kedua hal tersebut Nenti akui tak didapatkannya dari kampus.
Kemudian, Nenti merasa beruntung mendapatkan kesempatan untuk mengerjakan proyek nyata berdasarkan alur belajar yang diambilnya. Ini membuatnya tidak hanya dibekali dengan teori, tetapi juga mendapatkan ruang untuk memanfaatkannya.
Hal lain yang Nenti sukai dari belajar di DBS Foundation Coding Camp adalah adanya bimbingan dari mentor dan diadakannya sesi live oleh para pemateri ahli. Ini amat membantu Nenti untuk mendapatkan solusi dan jawaban dari pertanyaan yang belum bisa disediakan oleh forum diskusi.
Semangat Nenti untuk Terus Membanggakan Kedua Orang Tua
Kini, setelah lulus dari program DBS Foundation, Nenti berencana untuk belajar lebih banyak. Selain itu, ia pun ingin segera menyelesaikan studinya agar bisa lebih membanggakan kedua orang tuanya. Ia percaya bahwa suatu hari nanti, ia bisa menjadi seorang Back-End Developer profesional yang siap bersaing di dunia kerja.
“Kami merasa sangat bersyukur dan bangga karena Nenti bisa mendapat beasiswa dari DBS Foundation Coding Camp. Kami berharap beasiswa yang Nenti dapatkan ini dapat membuat Nenti semakin berkembang dan maju,” ucap kedua orang tua Nenti yang mengungkapkan kebanggaannya terhadap sang putri.
Ingin agar banyak calon talenta digital perempuan lainnya dapat mengikuti jejaknya, Nenti memberikan semangat pada mereka semua untuk mau belajar.
“Teruslah belajar dan jadikan ia bekal untukmu mengejar mimpimu di bidang yang kamu mau. Menjadi seorang perempuan bukanlah penghalang untukmu belajar dan maju di dunia teknologi. Bahkan, programmer pertama di dunia pun seorang perempuan. Milikilah semangat untuk terus melaju agar kamu bisa maju.”
Nenti pun menutup sesi wawancaranya dengan ucapan, “Jika ada kemauan, pasti ada jalan.” Ini karena ia sempat merasa putus asa karena tidak bisa mengambil kelas daring untuk belajar teknologi. Biayalah yang jadi kendala.
Akhirnya, kemauan Nenti mengantarkannya untuk bertemu dengan DBS Foundation Coding Camp yang kemudian membantunya untuk menjadi talenta digital perempuan yang maju.