Cerita Yahya Hafidz, Lulusan DBS Foundation Coding Camp 2023 yang Pantang Berhenti Belajar
“Investasi pada ilmu pengetahuan menghasilkan keuntungan yang terbaik.”
Benjamin Franklin, Tokoh Amerika Serikat
Berhenti belajar adalah sesuatu yang pantang untuk dilakukan oleh seorang talenta teknologi. Yahya Hafidz (26) setuju pada pernyataan tersebut. Teknologi yang berkembang secara eksponensial mendorong para ahli yang terlibat di dalamnya untuk melihat proses belajar sebagai sesuatu yang perlu berlangsung seumur hidup. Untuk menjadi talenta digital yang seperti itu, Yahya membekali diri dengan ilmu pengetahuan yang diperolehnya dari kampus dan berbagai wadah belajar di luar kampus.
Di balik kegigihannya dalam belajar dan kesungguhannya dalam bekerja, Yahya memiliki sebuah kondisi khusus yang justru ia jadikan sebagai pemicu agar dirinya mau terus meningkatkan kualitas diri. Apakah itu?
Pemuda dengan Gangguan Pendengaran yang Tertarik untuk Dalami Teknologi
Yahya adalah seorang pemuda asal Wonogiri yang terlahir dengan kondisi yang tak biasa. Salah satu pendengarannya tak berfungsi sehingga ia hanya bisa mendengar dengan salah satu telinganya. Ini memberikan tantangan tersendiri bagi Yahya saat harus berkomunikasi secara langsung dengan orang lain.
“Kadang, saya harus minta lawan bicara saya bicara berulang-ulang agar saya bisa memahami maksud perkataannya.”
Terlepas dari kondisi khusus yang ia miliki, Yahya tumbuh layaknya anak-anak tanpa gangguan pendengaran lainnya. Saat kecil, hobinya adalah bermain game dan mengotak-atik komputer. Minatnya terhadap perangkat keras inilah yang membuat Yahya jatuh cinta pada teknologi.
Tidak hanya sekadar jatuh cinta, Yahya bercita-cita untuk bisa berkarier pada bidang ini suatu hari nanti. Oleh karenanya, selepas SMA, Yahya memutuskan untuk melanjutkan studi ke salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta, jurusan Sistem Informasi.
Belajar di program studi tersebut banyak memantik rasa penasaran Yahya. Ini membuatnya ingin memperoleh lebih banyak ilmu karena ketertarikannya untuk belajar tak kunjung habis. Oleh karenanya, untuk memenuhi hasratnya yang selalu ingin belajar hal baru, Yahya sering mengikuti berbagai program pelatihan teknologi daring secara gratis. Ia benar-benar ingin menjadi talenta digital dengan ilmu yang selalu diperbarui.
Namun rupanya, motivasi Yahya untuk terus belajar lebih dari itu.
Belajar Teknologi Agar Menjadi Seseorang yang Bermanfaat
Penyemangat Yahya untuk belajar tidak hanya cita-citanya untuk menjadi seorang talenta teknologi. Kondisi khusus yang dimilikinya pun memainkan peranan yang tak kalah penting.
“Kondisi khusus saya ini mendorong saya untuk semangat belajar. Saya ingin kelebihan yang saya miliki di dunia teknologi bisa membentuk saya menjadi manusia yang lebih bermanfaat dan hal itu bisa menutupi kondisi khusus saya.”
Setelah tiga setengah tahun belajar di perguruan tinggi tersebut dan mengawali masanya untuk menulis skripsi, Yahya mulai mencari kerja. Ia melamar berbagai lowongan yang tersedia di banyak perusahaan. Banyak kegagalan yang Yahya lewati saat mengirimkan resumenya ke banyak tempat. Namun suatu hari, kabar baik datang dari Privy, sebuah perusahaan yang memberikan fasilitas tanda tangan digital resmi pertama di Indonesia.
Saat itu, Yahya mendapatkan kesempatan untuk menjalani proses rekrutmen sebagai seorang Quality Assurance Engineer Intern. Akhirnya, kerja keras dan hasil belajar Yahya di dalam dan luar kampus membuatnya berhasil menjadi bagian dari perusahaan ini.
Kondisi Khusus Tak Halangi Yahya untuk Terus Belajar dan Meningkatkan Kualitas Diri
Sebagai seorang Quality Assurance Engineer Intern, Yahya bertugas untuk melakukan eksplorasi terhadap Front-End dan API testing. Meski berhasil menjalankan tugasnya dengan baik, tantangan baru mesti ia hadapi di kantor.
Rupanya, tak semua orang sadar akan gangguan pendengaran yang Yahya miliki dan ini membuatnya memiliki kesulitan tersendiri dalam berkomunikasi. Terkadang, Yahya kesulitan mendengarkan penyampaian yang harus didengarkannya di dalam sebuah meeting. Untuk mengatasi hal ini, Yahya memanfaatkan ponselnya untuk merekam aktivitas meeting yang sedang berjalan. Nanti, Yahya akan mendengarkan kembali rekaman meeting yang sudah ia buat.
“Gangguan pendengaran saya ini membuat saya merasa lebih nyaman melaksanakan meeting secara daring. Adanya earphone benar-benar membantu saya untuk mendengarkan lawan bicara saya.”
Meski memiliki tantangan tersendiri dalam hal mendengarkan dan berkomunikasi secara langsung, Yahya senantiasa mempertahankan performa baiknya selama di kantor. Alhasil, setelah enam bulan mengisi posisi magang di Privy, akhirnya, Yahya dipercaya untuk menjadi karyawan purnawaktu di perusahaan yang sama dan menempati jabatan Software Quality Assurance.
Talenta Teknologi Tak Boleh Berhenti Belajar
Meski telah menjadi seorang karyawan purnawaktu, semangat Yahya untuk terus belajar tak pernah padam. Ia berpendapat bahwa seorang talenta digital pantang untuk berhenti belajar karena teknologi pun terus berkembang dari waktu ke waktu. Keinginan Yahya untuk terus belajar inilah yang menuntunnya untuk bertemu dengan program DBS Foundation Coding Camp 2023.
Lewat sebuah pemberitahuan dari Dicoding yang masuk ke dalam emailnya, Yahya melihat bahwa DBS Foundation Coding Camp 2023 memberikan penawaran beasiswa belajar Back-End dan DevOps kepada para talenta digital. Tanpa berpikir dua kali, akhirnya, Yahya mendaftarkan diri pada program ini.
“Meski saat berkolaborasi dengan orang lain mungkin komunikasi saya kurang, tetapi setidaknya saya ingin bisa menjadi pribadi yang lebih bermanfaat dengan kemampuan yang saya punya setelah belajar di DBS Foundation Coding Camp 2023.”
Setelah berhasil diterima di DBS Foundation Coding Camp 2023, Yahya merasa mendapatkan banyak pengetahuan teknologi baru. Selain itu, belajar di program beasiswa ini melatihnya untuk bisa lebih disiplin dalam belajar dan mandiri dalam mengandalkan dirinya sendiri.
Ingin Menginspirasi Para Penyandang Disabilitas Lainnya
Tak ada yang lebih membahagiakan bagi Yahya selain akhirnya berhasil lulus dari DBS Foundation Coding Camp 2023. Belajar di program ini membuatnya memperoleh ilmu yang sangat berdampak pada pengerjaan tugasnya di kantor.
“Ilmu dari DBS Foundation Coding Camp membantu saya saat harus melakukan testing API. Saya juga jadi bisa membantu memudahkan developer di kantor saat harus melakukan fixing bug.”
Yahya berharap bahwa keberhasilannya menyelesaikan proses belajar di DBS Foundation Coding Camp 2023 bisa menginspirasi sesama penyandang disabilitas yang bersemangat untuk mendalami ilmu teknologi. Ia sendiri telah membuktikan bahwa kondisi khusus yang dimilikinya tak menghalanginya untuk bertahan di dunia industri teknologi bahkan bisa jauh lebih berkembang seperti sekarang.
“Jangan pernah kenyang untuk belajar,” tutup Yahya.